SUKU BADUY (BANTEN)
Suku Baduy..
Suku Baduy merupakan kebudayaan atau ciri khas orang pendalaman di Kabupaten Banten. Karena masyarakat baduy memiliki ciri khas yang berbeda. Entah dari berpakaian, tutur bahasanya, kebudayaannya,dan masih banyak lagi.
Dari zaman dulu hingga dijaman sekarang yang serba meggunakan digital, Suku Baduy sudah terkenal dari Sabang sampai Marauke. "Khusunya dikalangan "Anak Muda" jaman sekarang".
Selain itu, Suku Baduy ini terus didengar dan masyarakatpun makin dibuat penasaran oleh suku ini. Hingga pada akhirnya Suku Baduy ini dijadikan tempat berkunjung untuk Masyarakat Indonesia maupun Warga Negara Asing (Bule).
Di era serba digital ini, apalagi khusus untuk negara +62. Setiap ada suatu peristiwa yang bagi mereka itu menarik. Pasti merekapun akan berbondong-bondong untuk mengunjungi wilayah tersebut. Entah dikarenakan untuk memenuhi kontennya di youtube atau bahkan untuk Feed mereka di sosial media seperti Instagram.
Tetapi ada juga yang benar-benar pyur berkunjung ke wilayah suku baduy, hanya demi sebuah ketenangan.
Biasanya anak "Muda" yang giat dan sangat rajin bekerja, mereka membutuhkan yang namanya ketenangan sejenak di kehidupan dunia pekerjaannya. Apalagi banyak sekali masyarakat yang ingin menghirup udara segera. Jika kalian kesini "Baduy" benar-benar tempat yang sangat pas untuk dikunjungi. Kenapa?? Jawabannya adalah??
Suku Baduy ini masih memiliki alam atau tumbuhan hijau yang masih sangat bagus, bahkan masyarakat baduypun tetap memegang penuh, bahwa mereka tidak ingin adanya sebuah perubahan di desanya mereka. Khususnya di perdalalaman suku baduy (Suku Baduy Dalam). Hingga ketika kalian berkunjung ke tempat tersebut, pasti kalian akan menemukan berbagai hal yang menarik. Seperti warga negara baduy yang tidak memakai sandal setiap perjalan, pakaian mereka yang unik, rumah yang terbuat dari bambu dan anyaman seperti sapu ijuk, sungai yang jernih, dan masih banyak lagi.
Dan gua yakin ketika kalian nginep disini satu hari aja, pasti kalian akan sepemikiran dengan gue. Pasti dihati kalian, kalian akan bertanya-tanya seperti ini:
Masyarakat Baduy kalo berpakaian berapa kali sehari ya, perasaan baju mereka itu-itu aja, terus lemari mereka gapunya sebuah lemari, setidaknya lemari dari bambu atau kayu mungkin, ini benar-benar tidak ada. Bahkan untuk tidurpun kita tidur malampun, tidak menggunakan tempat tidur dari kayu atau apapun itu, ditambah merekapun tidak menggunakan alas untuk tidur. Mereka hanya rebahan biasa dilantai, yang dimana lantai tersebut hanya terbuat dari bambu. Ga kebanyang dong betapa pegalnya tidur tanpa kasur.
Terus terang gue yang kesana aja, itu ngerasain sakit parah, bahkan konon katanya kalo kalian kesana tidak dialasin pake selimut atau apapun itu, nanti suka ada binatang yang nempel seperti binatang "Copet".
Binatang copet ini sejenis dengan binatang "Tomcat" tapi masyarakat baduy menyebutkan dengan bahasa "Copet". Nah, jadi buat kalian yang pertama kali kesini. Gua saranin kalian kalo tidur kudu bawa yang namanya SB (Sleeping Bag) karna itu akan membuat tidur kalian aman dan nyenyak udah gitu gua jamin tidur kalianpun gk akan deh digangguin sama para binatang seperti "Copet atau Tomket". Udah gitu kalo kalian nginep, otamatis kalian boboknya akan menyatu dengan masyarakat baduynya. Biar kesannya kalian beneran jadi bagian dari mereka gitu deh. Tapi gua sempet kasian si, karna kita yang berkunjung ke wilayah mereka. Ada nih beberapa masyarakat baduy yang rela tidur di deket dapur atau tempat masak. Duh ngeri deh, kalo tiba2 ada air panas atau api unggunya untuk masak ketendang sama mereka, akan seperti apa ya itu. Akan tetapi, kalo bukan karena itu semua, mereka aliyas masyarakat baduy tidak akan dapat penghasilan, dan merekapun tidak akan bisa makan ataupun hidup di "perhutanan baduy" kalo bukan dari kunjungan wisata ini.
Karena, ketika kalian memasuki wilayah baduy. Jarak kalian dari Baduy luar ke Baduy Dalam membutuhkan waktu sekisaran 4/5 jam, dan disanapun banyak sekali hutan-hutan, bahkan untuk rumahpun saja sangat jarang sekali ada. Dan yang membuatku selalu ingat adalah, ketika masyarakat baduy berkata kalo jarak baduy luar dan ke baduy dalam hanya membutuhkan waktu 1/2 jam. Engga heran si, kalo mereka berbicara seperti itu. Toh, mereka semua (masyarakat baduy) sudah terbiasa berjalan kaki sejauh itu, mendaki gunung melewati lembah tanpa sendal, bahkan terkait melangkah dalam berjalan. Langkah mereka sangat besar-besar sekali, kalah jika dibandingkan dengan anak yang biasa naik gunung. FYI gua yang biasanya suka nanjak, gua sangat sangat mengakui kalo perjalanan ke baduy dalam ini amat sangat panjang, udah gitu untuk tanjakan cintanya itu menurut gua tajem banget, samping kiri-kanan ga ada pegangan apa2 kek berasa gunung piramid gitu deh, ngeri banget. Dan yang bikin gua inget lagi adalah mereka pernah berkunjung ke jakarta dengan pakaian seperti itu dan tetap tidak menggunakan sendal, dan merekapun kesana dengan bermodalan alas kaki gengs. Gilak deh kalo ngeliat tangguhnya orang baduy, mereka tuh ga pernah merasa jenuh,sedih, putus asa, bahkan mereka gk merasakan yang namanya capek. Gua aja kadang yang naik gunung atau ke mall suka capek kalo jalan jauh gitu, apalagi engga pake sendal, atau alas kaki. kan sakitnya bukan main kalo ke injek batu-batuan. Emang sih, sehatan gk pake sendal, kek modelan lagi diterapi aja. Tapi tetep aja, bagi gue itu menyakitkan,walaupun menurut gua lebih capek muter2 ke mall ketimbang naim gunung dllnya si, hehe..
Dan ketika kalian berkunjung ke Baduy. gua saranin kalian jangan bawa alat mandi kalian, karena bagi gua percuma guys, kalian gaboleh menggunakan alat2 seperti sabun, pasta gigi atau listren dllnya. Karna itu semua akan merusak sumber daya air mereka. Karna di wilayah baduy dalam hanya terdapat satu mata air atau sungai. Dan air-air tersebut biasanya digunakan hanya untuk mandi dengan catatan tidak menggunakan apa-apa, dan untuk air minum, untuk mencuci piring hanya dengan menggunakan air dan digosok oleh plastik, bahkan untuk air ngambil wudhu,dan untuk pipispun juga terpisah. Jadi sebelum kalian gunakan air tersebut, alangkah baiknya kalian tanyakan dulu kepada warga baduy atau kalo bisa kalian minta ditemenin aja sama mereka kesungai. Jangan khawatir dan takut juga dengan mereka, karna mereka ini baik-baik dan ramah banget menurut gua sih. FYI lagi ini, Mata air yang terdapat di suku baduy dalam, ia hanya terspace dengan "Batu Besar" saja. Jadi masing-masing air tersebut sangat berdekatan gitu deh.
Dan yang bikin gua penasaran lagi adalah wajah mereka kenapa pada bersih-bersih banget ditambah mereka ini untuk yang cowo-cowonya pada ganteng, cewe-cewenya pun pada cantik-cantik.
Sempet mikir gini malahan gue, mereka pada pake apa yak bisa putih dan bersih kek gitu, apa karna disini sama sekali gk ada polusi ya makannya mereka bisa semulus itu. sangkin penasarannya gue tetep memandangi mereka, karna untuk anak muda, lalu yang sudah menikah,anak-anak kecilpun,dan untuk yang sudah lanjut usia untuk terkait muka, tetap selalu bersih gitu deh. Dan selama gua memendangi mereka ada anak kecil perempuan yang keluar dari rumahnya. Mereka memakai putih-putih seperti maskeran, dan ternyata mereka menggunakan bedak beras untuk wajahnya,dan ada juga yang memakai bedak. Mungkin untuk disini di masyarakat baduy untuk kaum perempuan khusunya anak kecil diwajibkan untuk tetap berdandan dan tampil cantik. Tapi asli, gua gk boong, pada kenyataannya gadis-gadis desa ini memang bikin menarik perhatian,dan emang ayunya dan cantiknya tuh natural. Beda dengan anak-anak khusunya anak jakarta, yang selalu berbondong-bondong untuk memutihkan wajahnya, ya dikarenakan polusi dan teriknya matahari dijakarta tuh udah makin parah banget si emang, apalagi udaranya, menurut gua udah gk sehat wal'afiat hehe..
Dan yang gua inget juga adalah perkataan temen gue dia bilang pokoknya kalo kita udah nyium-nyium bau indomie itu artinya kita dikit lagi udah sampe dibaduy, dan ternyata itu emang benar adanya hahaha.
Dan yang paling gua inget lagi, kalo kalian mau menikah dengan salah satu masyarakat baduy itu maharnya amat sangat mahal ketimbang kita yang lulusan s1 dan s2, bisa dibilang maharnya setara malah. maharnya berapa sebenernya si gua lupa, tapi kalo gk salah itu sekisaran 250 juta sampe sekian ratus. Bahkan untuk menikah sesama suku baduy pun maharnya juga harus besar, makannya banyak banget tuh orang-orang baduy yang dateng ke jakarta dengan bermodalan nekat dengan menjual madunya, itung-itung buat penambahan nafkah mereka.
Oh iya, untuk makanan seperti "Babi" mereka pernah memakannya tapi untuk ketika sedang acara besar, sisanya haram jika dimakan setiap hari. Bahkan gua waktu berkunjung kesana, gua iseng ngitungin kucing, sampe yang gua inget kucing disana itu cuman ada 5 yang gua temuin. Dan untuk ayam mungkin sekisaran 20/30 kali ya. Ayam, ikan asin mereka sangat jarang memakan, karna untuk memakan daging hanya boleh dimakan pas hari besar saja, hari perayaan atau memeperingati adatnya suku baduy. Jadi wajar aja kalo melihat masyarakat sana pada kurus-kurus ya hehe.
Oh iya, yang bikin gua salut dan bangga lagi adalah mereka sempat ditawarkan untuk belajar motor oleh orang lain, tapi mereka menolak. Kata mereka "Takut ketagihan" nanti susah untuk dilepas, jangankan hanya itu. Mereka pun tidak memperkenankan kita untuk memain Handphone takutnya anak-anak kecil yang berada disana kepo dan mereka jadi termenset dengan benda seperti ini.
Jika kita membawa handphone hanya kita manfaatkan untuk senter HP untuk kekamar mandi. Karna, di baduy tidak ada yang namanya lampu, bahkan untuk tidurpun mereka hanya menggunakan lilin, atau lampu lampu tidur jaman dahulu banget yang pake sumbu gitu.
Dan jika kalian berkenan untuk mengambil sebuah foto untuk dijadika moment, hp kalian hanya bisa digunakan ketika kalian berada di "baduy luar" tapi kalo di "baduy dalam" kalian tidak boleh menggunakannya. Karna yang sudah menerima sebuah kemajauan sedikit hanya di baduy luar saja.
Dari zaman dulu hingga dijaman sekarang yang serba meggunakan digital, Suku Baduy sudah terkenal dari Sabang sampai Marauke. "Khusunya dikalangan "Anak Muda" jaman sekarang".
Selain itu, Suku Baduy ini terus didengar dan masyarakatpun makin dibuat penasaran oleh suku ini. Hingga pada akhirnya Suku Baduy ini dijadikan tempat berkunjung untuk Masyarakat Indonesia maupun Warga Negara Asing (Bule).
Di era serba digital ini, apalagi khusus untuk negara +62. Setiap ada suatu peristiwa yang bagi mereka itu menarik. Pasti merekapun akan berbondong-bondong untuk mengunjungi wilayah tersebut. Entah dikarenakan untuk memenuhi kontennya di youtube atau bahkan untuk Feed mereka di sosial media seperti Instagram.
Tetapi ada juga yang benar-benar pyur berkunjung ke wilayah suku baduy, hanya demi sebuah ketenangan.
Biasanya anak "Muda" yang giat dan sangat rajin bekerja, mereka membutuhkan yang namanya ketenangan sejenak di kehidupan dunia pekerjaannya. Apalagi banyak sekali masyarakat yang ingin menghirup udara segera. Jika kalian kesini "Baduy" benar-benar tempat yang sangat pas untuk dikunjungi. Kenapa?? Jawabannya adalah??
Suku Baduy ini masih memiliki alam atau tumbuhan hijau yang masih sangat bagus, bahkan masyarakat baduypun tetap memegang penuh, bahwa mereka tidak ingin adanya sebuah perubahan di desanya mereka. Khususnya di perdalalaman suku baduy (Suku Baduy Dalam). Hingga ketika kalian berkunjung ke tempat tersebut, pasti kalian akan menemukan berbagai hal yang menarik. Seperti warga negara baduy yang tidak memakai sandal setiap perjalan, pakaian mereka yang unik, rumah yang terbuat dari bambu dan anyaman seperti sapu ijuk, sungai yang jernih, dan masih banyak lagi.
Dan gua yakin ketika kalian nginep disini satu hari aja, pasti kalian akan sepemikiran dengan gue. Pasti dihati kalian, kalian akan bertanya-tanya seperti ini:
Masyarakat Baduy kalo berpakaian berapa kali sehari ya, perasaan baju mereka itu-itu aja, terus lemari mereka gapunya sebuah lemari, setidaknya lemari dari bambu atau kayu mungkin, ini benar-benar tidak ada. Bahkan untuk tidurpun kita tidur malampun, tidak menggunakan tempat tidur dari kayu atau apapun itu, ditambah merekapun tidak menggunakan alas untuk tidur. Mereka hanya rebahan biasa dilantai, yang dimana lantai tersebut hanya terbuat dari bambu. Ga kebanyang dong betapa pegalnya tidur tanpa kasur.
Terus terang gue yang kesana aja, itu ngerasain sakit parah, bahkan konon katanya kalo kalian kesana tidak dialasin pake selimut atau apapun itu, nanti suka ada binatang yang nempel seperti binatang "Copet".
Binatang copet ini sejenis dengan binatang "Tomcat" tapi masyarakat baduy menyebutkan dengan bahasa "Copet". Nah, jadi buat kalian yang pertama kali kesini. Gua saranin kalian kalo tidur kudu bawa yang namanya SB (Sleeping Bag) karna itu akan membuat tidur kalian aman dan nyenyak udah gitu gua jamin tidur kalianpun gk akan deh digangguin sama para binatang seperti "Copet atau Tomket". Udah gitu kalo kalian nginep, otamatis kalian boboknya akan menyatu dengan masyarakat baduynya. Biar kesannya kalian beneran jadi bagian dari mereka gitu deh. Tapi gua sempet kasian si, karna kita yang berkunjung ke wilayah mereka. Ada nih beberapa masyarakat baduy yang rela tidur di deket dapur atau tempat masak. Duh ngeri deh, kalo tiba2 ada air panas atau api unggunya untuk masak ketendang sama mereka, akan seperti apa ya itu. Akan tetapi, kalo bukan karena itu semua, mereka aliyas masyarakat baduy tidak akan dapat penghasilan, dan merekapun tidak akan bisa makan ataupun hidup di "perhutanan baduy" kalo bukan dari kunjungan wisata ini.
Karena, ketika kalian memasuki wilayah baduy. Jarak kalian dari Baduy luar ke Baduy Dalam membutuhkan waktu sekisaran 4/5 jam, dan disanapun banyak sekali hutan-hutan, bahkan untuk rumahpun saja sangat jarang sekali ada. Dan yang membuatku selalu ingat adalah, ketika masyarakat baduy berkata kalo jarak baduy luar dan ke baduy dalam hanya membutuhkan waktu 1/2 jam. Engga heran si, kalo mereka berbicara seperti itu. Toh, mereka semua (masyarakat baduy) sudah terbiasa berjalan kaki sejauh itu, mendaki gunung melewati lembah tanpa sendal, bahkan terkait melangkah dalam berjalan. Langkah mereka sangat besar-besar sekali, kalah jika dibandingkan dengan anak yang biasa naik gunung. FYI gua yang biasanya suka nanjak, gua sangat sangat mengakui kalo perjalanan ke baduy dalam ini amat sangat panjang, udah gitu untuk tanjakan cintanya itu menurut gua tajem banget, samping kiri-kanan ga ada pegangan apa2 kek berasa gunung piramid gitu deh, ngeri banget. Dan yang bikin gua inget lagi adalah mereka pernah berkunjung ke jakarta dengan pakaian seperti itu dan tetap tidak menggunakan sendal, dan merekapun kesana dengan bermodalan alas kaki gengs. Gilak deh kalo ngeliat tangguhnya orang baduy, mereka tuh ga pernah merasa jenuh,sedih, putus asa, bahkan mereka gk merasakan yang namanya capek. Gua aja kadang yang naik gunung atau ke mall suka capek kalo jalan jauh gitu, apalagi engga pake sendal, atau alas kaki. kan sakitnya bukan main kalo ke injek batu-batuan. Emang sih, sehatan gk pake sendal, kek modelan lagi diterapi aja. Tapi tetep aja, bagi gue itu menyakitkan,walaupun menurut gua lebih capek muter2 ke mall ketimbang naim gunung dllnya si, hehe..
Dan ketika kalian berkunjung ke Baduy. gua saranin kalian jangan bawa alat mandi kalian, karena bagi gua percuma guys, kalian gaboleh menggunakan alat2 seperti sabun, pasta gigi atau listren dllnya. Karna itu semua akan merusak sumber daya air mereka. Karna di wilayah baduy dalam hanya terdapat satu mata air atau sungai. Dan air-air tersebut biasanya digunakan hanya untuk mandi dengan catatan tidak menggunakan apa-apa, dan untuk air minum, untuk mencuci piring hanya dengan menggunakan air dan digosok oleh plastik, bahkan untuk air ngambil wudhu,dan untuk pipispun juga terpisah. Jadi sebelum kalian gunakan air tersebut, alangkah baiknya kalian tanyakan dulu kepada warga baduy atau kalo bisa kalian minta ditemenin aja sama mereka kesungai. Jangan khawatir dan takut juga dengan mereka, karna mereka ini baik-baik dan ramah banget menurut gua sih. FYI lagi ini, Mata air yang terdapat di suku baduy dalam, ia hanya terspace dengan "Batu Besar" saja. Jadi masing-masing air tersebut sangat berdekatan gitu deh.
Dan yang bikin gua penasaran lagi adalah wajah mereka kenapa pada bersih-bersih banget ditambah mereka ini untuk yang cowo-cowonya pada ganteng, cewe-cewenya pun pada cantik-cantik.
Sempet mikir gini malahan gue, mereka pada pake apa yak bisa putih dan bersih kek gitu, apa karna disini sama sekali gk ada polusi ya makannya mereka bisa semulus itu. sangkin penasarannya gue tetep memandangi mereka, karna untuk anak muda, lalu yang sudah menikah,anak-anak kecilpun,dan untuk yang sudah lanjut usia untuk terkait muka, tetap selalu bersih gitu deh. Dan selama gua memendangi mereka ada anak kecil perempuan yang keluar dari rumahnya. Mereka memakai putih-putih seperti maskeran, dan ternyata mereka menggunakan bedak beras untuk wajahnya,dan ada juga yang memakai bedak. Mungkin untuk disini di masyarakat baduy untuk kaum perempuan khusunya anak kecil diwajibkan untuk tetap berdandan dan tampil cantik. Tapi asli, gua gk boong, pada kenyataannya gadis-gadis desa ini memang bikin menarik perhatian,dan emang ayunya dan cantiknya tuh natural. Beda dengan anak-anak khusunya anak jakarta, yang selalu berbondong-bondong untuk memutihkan wajahnya, ya dikarenakan polusi dan teriknya matahari dijakarta tuh udah makin parah banget si emang, apalagi udaranya, menurut gua udah gk sehat wal'afiat hehe..
Dan yang gua inget juga adalah perkataan temen gue dia bilang pokoknya kalo kita udah nyium-nyium bau indomie itu artinya kita dikit lagi udah sampe dibaduy, dan ternyata itu emang benar adanya hahaha.
Dan yang paling gua inget lagi, kalo kalian mau menikah dengan salah satu masyarakat baduy itu maharnya amat sangat mahal ketimbang kita yang lulusan s1 dan s2, bisa dibilang maharnya setara malah. maharnya berapa sebenernya si gua lupa, tapi kalo gk salah itu sekisaran 250 juta sampe sekian ratus. Bahkan untuk menikah sesama suku baduy pun maharnya juga harus besar, makannya banyak banget tuh orang-orang baduy yang dateng ke jakarta dengan bermodalan nekat dengan menjual madunya, itung-itung buat penambahan nafkah mereka.
Oh iya, untuk makanan seperti "Babi" mereka pernah memakannya tapi untuk ketika sedang acara besar, sisanya haram jika dimakan setiap hari. Bahkan gua waktu berkunjung kesana, gua iseng ngitungin kucing, sampe yang gua inget kucing disana itu cuman ada 5 yang gua temuin. Dan untuk ayam mungkin sekisaran 20/30 kali ya. Ayam, ikan asin mereka sangat jarang memakan, karna untuk memakan daging hanya boleh dimakan pas hari besar saja, hari perayaan atau memeperingati adatnya suku baduy. Jadi wajar aja kalo melihat masyarakat sana pada kurus-kurus ya hehe.
Oh iya, yang bikin gua salut dan bangga lagi adalah mereka sempat ditawarkan untuk belajar motor oleh orang lain, tapi mereka menolak. Kata mereka "Takut ketagihan" nanti susah untuk dilepas, jangankan hanya itu. Mereka pun tidak memperkenankan kita untuk memain Handphone takutnya anak-anak kecil yang berada disana kepo dan mereka jadi termenset dengan benda seperti ini.
Jika kita membawa handphone hanya kita manfaatkan untuk senter HP untuk kekamar mandi. Karna, di baduy tidak ada yang namanya lampu, bahkan untuk tidurpun mereka hanya menggunakan lilin, atau lampu lampu tidur jaman dahulu banget yang pake sumbu gitu.
Dan jika kalian berkenan untuk mengambil sebuah foto untuk dijadika moment, hp kalian hanya bisa digunakan ketika kalian berada di "baduy luar" tapi kalo di "baduy dalam" kalian tidak boleh menggunakannya. Karna yang sudah menerima sebuah kemajauan sedikit hanya di baduy luar saja.
Komentar
Posting Komentar